PISANG TANDUK Alas Roban sangat terkenal sejak dulu. Pisang tanduk merupakan jenis pisang yang sangat popular, terutama di Indonesia dan Malaysia.
Bila anda melewati Batang akan melihat pisang tanduk ini di warung warung yang terletak disepanjang jalur pantura Batang.
Pisang Tanduk ini merupakan satu-satunya buah tangan khas ala Alas Roban yang sudah ada sejak zaman Kolonial Belanda.
Konon pisang tanduk di Batang ini adalah jenis pisang tanduk madu.
Para penjualnya banyak bertebaran di pinggiran jalan pantai utara pulau jawa, Desa Timbang Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang. Jawa Tengah.
Tidak hanya pisang tanduk saja, sejumlah buah seperti, buah sirsak, buah nangka, buah sukun, durian, rambutan, dan sebagainya.
Yang lebih menarik dari tempat penjualan khusus pisang tersebut adalah lokasinya yang praktis di pinggiran jalan.
Lapak atau dikenal dan gubukan yang dijadikan tempat berjualan tersebut, sudah ada sejak zaman Belanda, namun tidak ada yang dapat menjelaskan persisnya tahun keberadaannya.
Konon dulu awalnya hanya 3 pedagang dan hingga saat ini telah menjamur menjadi 16 orang pedagang yang merupakan warga asli Desa Timbang kecamatan Banyuputih.
Keberadaan para pedagang yang semakin banyak justru menjadikan tempat tersebut kerap diburu para pembeli dari berbagai kota.
Sesuai dengan ukuran buahnya, warga di Batang, Jawa Tengah, biasa menyebutnya dengan nama pisang byar, yang dikenal memiliki ukuran pohon yang sangat besar, yakni antara dua hingga 3 meter, dengan batang berwarna hijau dan merah yang mendominasinya.
Setiap kali berbuah, tandan pisangnya bisa mencapai ukuran satu meter, yang biasanya terdiri dari delapan hingga tiga belas sisir.
Jika ditotal, berat buah dalam satu tandannya bisa mencapai 30 kilogram. Untuk buahnya sendiri, berukuran sangat besar, berwarna hijau ketika masih mentah kemudian berubah menjadi kuning ketika sudah masak, dan bentuknya pun besar melengkung seperti bentuk tanduk kerbau atau banteng.
Daging buahnya berwarna putih, teksturnya lunak, dan rasanya sangat manis seperti madu.
Selain dikonsumsi biasa, pisang tanduk ini juga kerapkali diolah menjadi pisang goreng atau sebagai isi jajanan pisang molen.
Dari pengakuan seorang petani pisang, mengaku pisang tanduk yang di jual merupakan hasil dari perkebunan yang berada disekitar hutan jati alas roban, seperti subah, Banyuputih dan Gringsing.
Dirinya mensuplay langsung ke sejumlah warung yang berada di sepanjang jalur Pantura Batang, Jawa Tengah, yang telah lama menjadi pelanggannya.
Selain itu dirinya juga kerap kali mensuplaynya ke sejumlah pasar tradisional.
Hingga kini pisang tanduk ini sangat digemari para warga.
Mengenai sejarah awal mula munculnya sekumpulan para pedagang khusus pisang ini, persisnya tahun berapa tidak ada yang bisa mengetahui pastinya.
Konon pedagang pisang yang ada dipinggir jalan tersebut, sudah ada sejak adanya jalan trans nasional pulau Jawa tersebut, Khususnya sejak zaman penjajahan Belanda.
Yang pelangganya dari berbagai kota, seperti Jakarta dan Surabaya, yang kerap kali singgah membeli dagangannya. (*)